Saturday, September 15, 2012

MAKALAH TENTANG CAIRAN TUBUH


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu sebagai berikut
1.       Bagaimanakah campuran Homogen dan Heterogen ?
2.       Bagaimana unit pengukuran ?
3.       Apakah pengertian osmolalitas?
4.       Apakah pengertian membrane ?
5.       Bagaimanakah mekanisme transport ?
6.       Bagaimanakah mekanisme pasif?
7.       Bagaimanakah mekanisme transport  aktif?
8.       Apakah pengertian dehidrasi ?

C.       Tujuan
1.       Menjelaskan  campuran Homogen dan Heterogen ?
2.       Menjelaskan tentang unit pengukuran ?
3.       Menjelaskan tentang osmolalitas?
4.       Menjelaskan tentang membrane ?
5.       Menjelaskan mekanisme transport ?
6.       Menjelaskan mekanisme pasif?
7.       Menjelaskan mekanisme transport  aktif?
8.       Menjelaskan dehidrasi ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Campuran Homogen dan Campuran Heterogen.
Campuran heterogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan atau lebih yang memiliki fase yang berbeda. Contohnya adalah pasir dimasukkan kedalam air, campuran ini merupakan campuran heterogen karena terdiri dari bahan-bahan yang memiliki fase berbeda, pasir dalam fase padatan dan air dalam fase cair.
Campuaran Homogen adalah suatu campuran yang terdiri dari 2 bahan atau lebih dalam fase yang sama. Sebagai contoh sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam perlahan akan menghilang. Garam yang telah dimasukkan larut dalam air dank arena larutnya garam, air dan garam pun membentuk suatu zat baru yang memiliki sifat yang berbeda dengan zat murninya. Air pada saat murni tidak memiliki rasa.namun setelah ditambahkan garam,air akan memiliki rasa asin begitu pula pada garam. Garam pada saat murni slalu berbentuk padatan namun setelah dimasukkan dalam air garam berubah cair.
Karena larutan adalah campuran molekul (atom atau ion dalam beberapa hal), biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan Homogen dalam pelarut murni. Hal ini dimungkinkan karena adanya ion atau molekul zat lain yang memisahkan antara molekul pelarut dengan pelarut lainnya. Kita gunakan contoh NaCl yang dimasukkan dalam air untuk menjelaskan proses ini. NaCl yang dimasukkan ke dalam air akan larut dan tidak berbentuk padatan lagi, hal ini dapat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. NaCl yang dimasukkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion yaitu ion Na positif dan ion Cl negative yang akan bersatu dengan molekul air sehingga jarak antara molekul pelarut akan berubah sedikit lebih jauh karena terisi oleh ion dari NaCl yang larut dalam air tersebut, dimungkinkan ini yang menyebabkan jarak molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan dibandingkan dalam pelarut murni. Dengan terurainya NaCl menjadi ion-ion tadi maka wujud dari NaCl tadi berubah menjadi cairan karena telah menyatu dengan molekul air membentuk suatu larutan.



B.       Unit Pengukuran
Untuk mengukur cairan tubuh total dipakai tritium radioaktif (H3) yang merupakan isotop yang tidak stabil dengan waktu paruh biologis 10 hari dan waktu paruh fisik 12 tahun. H3 akan berdifusi kedalam cairan tubuh total dalam beberapa jam sesudah disuntikan secara intravena, dan dengan prinsip dilusi, volume cairan total dapat dihitung. Deuterium (H2) yang merupakan isotop yang stabil juga dapat dipergunakan untuk mengukur cairan tubuh total.
1.       Cairan ekstrasel
Untuk mengukur volume cairan ekstrasel dipergunakan:
1.         Saccharide seperti inulin, sucrose, dan mannitol
2.         Ion-ion seperti Na radioaktif, Cl radioaktif, Br radioaktif, ion triosulfat dan ion thicyanate
Bila salah satu dari bahan-bahan ini disuntikkan kedalam darah, bahan tersebut akan bercampur dengan cairan ekstrasel dalam waktu 30 menit sampai 1 jam, dan dengan prinsip dilusi volume cairan ekstrasel dapat diukur.
2.       Cairan intrasel
Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip dilusi, oleh karena tidak ada bahan yang hanya dapat larut didalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah cairan ekstrasel dari cairan tubuh total.
3.       Plasma darah
Volume plasma dapat diketahui dengan menggunakan bahan yang tidak dapat melalui system vaskuler dan tidak dapat melakukan penetrasi ke eritrosit. Bahan-bahan tersebut adalah Evans Blue (T – 1824), radioaktif human serum albumin (RISA) serta radioiodinated gamma globulin dan fibrinogen. Jika diketahui jumlah hematokrit dan volume plasma, maka volume darah total dapat dihitung dengan rumus:
Vol. darah = Vol. plasma x 100/100-Hm
Sebagai contoh, jika vol. plasma = 3500 ml, dan Hematokrit (Hm) 50% maka volume darah total = 3500 X 100/100-50
3500 X 100/50 = 7 Liter



4.       Cairan interstitial
Sama halnya dengan cairan intrasel, tidak ada bahan yang secara khusus dapat larut dalam cairan interstitial. Volume cairan interstitial dapat diketahui dengan mengurangi volume plasma dari cairan ekstrasel.
C.       Osmolaritas
Osmolaritas adalah istilah kimia yang menggambarkan berapa banyak molekul yang dilarutkan dalam cairan. Jika makin banyak zat-zat yang dilarutkan dalam cairan, maka semakin tinggi osmolaritas tersebut.
Osmolaritas darah inilah yang akhirnya memicu dahaga ketika tubuh mencoba untuk mencairkan gula tambahan.
Otak adalah organ yang bertanggung jawab untuk memberitahu tubuh bahwa Anda merasa haus. Ada sel-sel khusus di bagian otak yang mendeteksi osmolaritas darah. Seiring dengan peningkatan osmolaritas, sel-sel ini mengirimkan sinyal ke bagian lain dari otak untuk memicu respons haus.
Peningkatan osmolaritas bukan satu-satunya hal yang memicu kehausan, penurunan tekanan darah juga dapat membuat orang merasa haus karena tubuh mencoba untuk meningkatkan volume darah.
D.       Membran
selaput, kulit tipis, atau lembaran bahan tipis yg merupakan pemisah; rentangan selaput atau kulit yg dapat membangkitkan atau menangkap getaran Bio lapisan pemisah tipis antara dua fase cair yg berbeda yg memengaruhi peralihan molekul dan ion Tek lembaran (lempengan) tipis yg lentuk; pelat getar
E.        Mekanisme Transpor
Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu.
Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor materi-materi yang larut didalam air dan bermuatan diperankan oleh protein integral transpor molekul – molekul kecil .


F.        Transpor Pasif
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi.
1.         Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.
2.         Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel.
3.         Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama).
4.         Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
5.         Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran.
6.         Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
7.         Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
8.         Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda.
9.         Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama.
10.      Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya.
11.      Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan).
12.      Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian.
13.      Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.

G.       Transpor aktif
Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.
1.       Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2.       Misal perpindahan air dari korteks ke stele melalui endodermis yang tekanan osmotiknya rendah
3.       Transpor aktif merupakan transpor yang mengkonsumsi atau menggunakan energi untuk mengeluarkan dan/atau memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel, melawan perbedaan konsentrasi . gradasi konsentrasi
4.       Ini menunjukkan, bahwa sel pada suatu waktu tidak dapat hanya mengandalkan difusi dan osmosis untuk memperoleh keperluan hidupnya , namun juga perlu memasukkan materi secara transport altif yang mengabaikan osmosis dan difusi
5.       Energi diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan alami berdifusi ke arah yang berlawanan.
6.       Berbeda dengan difusi yang dapat berjalan ke dua arah, transpor aktif merupakan gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
7.       Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium (Na+), Kalium (K+), dan ion klor (Cl-). Keluar masuknya ion Na+, dan K+ dilakukan oleh pompa natrium-kalium (pompa Na+-K-) dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP (adenosin triphospate).
8.       Pompa Na+- K- bekerja memompa ion Na+ ke luar sel dan memasukkan ion K- ke dalam sel.
9.       Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesis protein, glikosis, fotosintesis dan proses vital lainnya.
10.   Keberadaan ion-ion Na+ dan K+ penting untuk mengendalikan pengaturan osmosis, mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transpor aktif bagi zat-zat lain seperti glukosa dan asam amino.
11.   Dalam beberapa hal, kombinasi antara transpor aktif dan difusi dapat terjadi
Transpor aktif terjadi melawan kemiringan konsentrasi, sehingga melibatkan energi. Transpor aktif melibatkan reseptor dan transporter. Transpor aktif terdiri dari :
1.       Uniport, jika macam zat dan arahnya satu.
2.       Symport, jika macam zat dua dan arah sama.
3.       Antiport, jika macam zat dua dan arah berbeda.
H.       Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
1.       Dehidarasi terjadi karena
2.       kekurangan zat natrium;
3.       kekurangan air;
4.       kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi ias pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia, atau tidak. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada ginjal anda.
BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B.       Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami  mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul                               “ (Cairan Tubuh (zat Cair dan Gas))”
Saya menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,  saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu dengan rendah hati, saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Banggai,   Mei 2012
Penulis


DAFTAR ISI
        

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................          i
KATA PENGANTAR............................................................................................................         ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................        iii
BAB I      PENDAHULUAN                  
A.   Latar Belakang ...............................................................................................         1
B.   Rumusan Masalah .........................................................................................         1
C.   Tujuan ...........................................................................................................         2
BAB II     PEMBAHASAN                     
A.      Campuran Homogen dan Heterogen ................................................................         3      
B.      Unit Pengukuran ............................................................................................         4
C.     Osmolalitas ...................................................................................................         5
D.     Membran .......................................................................................................         5
E.      Mekanisme Transpor ......................................................................................         5
F.      Mekanisme Pasif ...........................................................................................         6
G.     Transpor Aktif ................................................................................................         7
H.     Dehidrasi  ......................................................................................................         8
BAB III  PENUTUP      
A.        Kesimpulan  ..................................................................................................         9
B.        Saran ............................................................................................................         9


DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology: From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
Silverthorn, D.U. (2004). Human Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.

No comments:

Post a Comment