Friday, March 8, 2013

SUBTANCE ABUSE


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Salah satu yang mempengaruhi kehamilan dilihat dari gaya hidup adalah faktor Subtance abuse. Subtance abuse adalah sebagai perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan zat-zat atau obat tertentu yang membahayakan ibu hamil. Berikut beberapa contoh tindakan dari Subtance abuse.  Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang diberikan kapada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti, kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin terutama penggunaan obat pada trimester I, kelainan faal alat tubuh dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Penggunaan obat terlarang selam kehamilan sangat membahayakan bagi ibu maupun janin. Kokain misalnya, yang tidak saja menembus plasenta, tetapi juga dapat menghancurkannya,  mengurangi aliran darah ke janin dan menghambat pertumbuhannya. Komplikasi kehamilan yang lain juga dapat terjadi termasuk keguguran, lahir premature dan lahir mati.
Kadang-kadang pengaruh obat ini baru terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika menginjak usia remaj dan dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui plasenta dan mencapai plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin. Maka sebaliknya berhati-hati dalam berhati-hati dalam memberikan obat sewaktu hamil. Alkohol dalam jumlah banyak selama kehamilan dapat menyebabkan sejumlah besar masalah pada jani. Hal ini karena alcohol akan memasuki aliran darah janin dengan jumlah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alcohol dalam darah ibu, jadi setiap kali ibu minim alcohol janinnya juga ikut serta. Peminum berat semasa kehamilan disamping mengakibatkan berbagai komplikasi kehamilan yang serius juga dapat menyebabkan FAS (Fetal Alcohol Syndrom) pada janin. Digambarkan seperti mengalami kondisi setelah mabuk,  bayi ini lahir denganukuran kecil, biasanya cacatmental dengan berbagai kelainan bentuk (terutama pada kepala dan wajah, tangan, dan kaki). Dan angka kematian bayi yang tinggi.
Resiko pada kehamilan juga dapat meningkatkan resiko keguguran, lahir premature, berat lahir yang rendah, dan komplikasi selama masa persiapan kelahiran dan persalinan. Dari bukti yang ada, nasehat yang terbaik bagi wanita hamil yang akan hamil adalah tidak mengkonsumsi alcohol. Diharapkan bahwa efek samping alcohol pada kehamilan akan hilang setelah wanita yang bersangkutan berhenti minum.
Pengaruh sinar rongent atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I (umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan trimester I merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang, jantung, ginjal, dan pernafasan, sehingga paparan sina X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa saat paparan radiasi berlansung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Faktor fisik apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2.  Seberapa besar pengaruh faktor fisik dalam menjaga kehamilan?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.            Mengetahui faktor-faktor fisik apa saja yang memengaruhi kehamilan
2.            Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga kehamilan
3.            Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4.            Mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap kesehatan ibu hamil 









BAB II
PEMBAHASAN
I.      Substansi abuse
Substance abuse didefinisikan sebagai pola psikoaktif dari pengguanaan zat atau bahan yang berisiko bagi kesehatan. Pola psikoaktif  dapat berupa terkadang hanya mencoba-coba, penyalahgunaan pemakaian obat, ataupun gejala adiksi ( ketergantungan).
1)  Alkohol dan kafein
Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan menyebabkan kelahiran premature. Tidak hanya pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang tidak rutin atau insidental. Sehingga wanita hamil seharusnya tidak mengkonsumsi atau mengurangi pemakaian alkohol sebelum atau selama hamil. Efek pemakaian alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal. Munculnya efek ketidaknormalan pada ibu hamil dengan konsumsi alkohol minimal 28,5 ml perhari dan terutama konsumsi alkohol pada trimester pertama. Kecemasan dan depresi ibu hamil dan merokok sering meningkatkan konsumsi alkohol. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir mati, abortus dan persalinan prematur.
2)   Merokok
Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Hasil riset menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok. Hingga seperempat wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan kunjungan antenatal pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial rendah, paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain efek membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain.
Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar 3 zat yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan nikotin. Bila seorang wanita merupakan peminum berat terutama saat hamil (5–6 gelas sehari), maka besar kemungkinan akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat). Bayi semacam ini bisa mengalami kesulitan pernafasan, kontrol suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol juga tidak dapat makan dengan baik sehingga dapat berisiko keguguran, lahir prematur atau lahir mati. Sampai saat ini memang tidak ada batas aman alkohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari alkohol selama kehamilan.
3)   Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti :
a)      Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan obat pada trimester pertama.
b)      Kelainan faal alat tubuh.
c)      Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Misalnya pemberian estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi telah berusia remaja atau dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati dalam memberikan obat sewaktu hamil.
Tabel daftar obat yang berpotensi membahayakan atau menimbulkan kelainan pada janin.
Nama obat
Kemungkinan kelainan pada bayi
Kloramfenikol
Gangguan pernafasan, grey sindrom, (sindrom abu-abu)
Tetrasiklin
Gangguan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi, gigi rapuh
Dihidrosetreptomisin
Tuli
Streptomisisin
Gangguan keseimbangan
Amitriptin
Iritabilitas neonatus
Amfetamin
Iritabilitas, tidak mau menyusu, takhikardi, malformasi kardiovaskuler dan muskuluskeletal
Nitrofurantoin
Gangguan dalam darah
Fenasetin
Gangguan dalam darah
Anti diabetik per oral
Kematian janin dalam kandungan
Anti kanker
Trombositopenia, cacat bawaan
Anti malaria
Kelainan kongenital
Aspirin
IUGR
Ibu profen
Kontriksi duktus arteriosus
Parasetamol
Dislokasi sendi paha dan clubfoot
Vitamin dengan dosis tinggi
Kerusakan ginjal, defek susunan saraf pusat dan kranifasial, skorbut, ketidakmampuan belajar, kerusakan hati dan tulang



Daftar obat atau zat dengan efek terato genik pada manusia.
Jenis
Efek utama
Thalidomide
Phocomelia
DES
Kecacatan traktus genetalia
Warfarin
Hypoplasia hidung, gangguan tulang
Androgens
Maskulinisasi janin wanita
Folic acid antagonisis
Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat
Antikonvulsan
Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat
Retinoic acid
Cacat kepala dan wajah, cacat jantung
Alkohol
Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat

4)   Sinar rontgen atau radiasi
Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I (umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan trimester I merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang, jantung, ginjal dan pernafasan, sehingga paparan sinar X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa saat paparan radiasi berlangsung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.
5)      Kokain
Kokain merupakan stimulant system saraf pusat yang mempengaruhi bagian otak yang mengatur pusat kesenangan, yang dipakai secara oral, melalui intervena dan dihisap. Zat ini membangkitkan impalas saraf terus menerus (melepas potensial aksi). Kokain ini menimbulkan rasa senang, menyebabkan vasokontriksi, peningkatan denyut jantung dan suhu tubuh, ilusi mental muncul dan anastesi local. Namun euphoria, energy dan efek afrodisiak akan berubah menjadi rasa cemas, rasa lemah dan depresi.
Kokain sangat berbahaya bagi pertumbuhan janin. Hal ini dihubungkan dengan vasokontriksi yang menyebabkan hiprtensi, cardiac iskhemika, aborsi spontan, IUFD dan abrupsio plasenta, kelahiran premature, retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR), mikrosefalus, cacat congetinal dan saluran reproduksi serta urine yang tidak normal.
6)      Opiates (narkotik)
Pengunaan opiates dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR, kelahiran premature dan kematian bayi, ibu akan menolak kehamilannya dan menyebabkan stress pada janin bahkan sampai kematian.
Bayi baru lahir dari ibu pengguna opiates saat hamil harus siap menerima akiba fatal yaitu Syndrome narkotik, syndrome ini digunakan dengan cara disuntikan melalui IV, wanita yang menggunakan jenis obat ini juga akan berisiko terkena HIV, hepatitis dan infeksi termasuk endocarditis.
7)      Ampetamin
Ampetamin termasuk obat perangsang yang mempunyai efek hamper sama dengan kokain, berpengaruh pada pengurangan lingkar kepala janin dan meningkatnya risiko terjadinya abruptio plasenta, IUGR, IUFD, hal ini berhubungan dengan vasokontriksi yang disebabkan oleh ampetamin. Penggunaan ampetamin pada saat hamil juga berhubungan dengan penurunan nutrisi dan berat badan.
Suatu jenis ampetamin baru, metkatinon (“kucing” jalanan), telah beredar dipasaran dan berasal dari laboratorium di Michigan dan Wisconsin. Metkatinon adalah obat yang sangat adiktif dengan efek stimulus dua kali kokain. Pada awalnya, obat ini menyebabkan hiperaktivitas, agitasi dan hipotensi (addiction conselling certification board of Oregon, 1995) 


2.      Mitos
Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu. Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang dapat membahayakan kehamilan dan ada yang mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama hamil. Mengenai mitos, takhayul, atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Misalnya mitos mitoni, tidak boleh makan makanan yang berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa muda, tidak boleh memotong rambut, tidak boleh berkata kotor dan lain-lain. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang membahayakan dalam asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.

3.      Aktifitas Seksual
Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits seksual ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual selama masa kehamilan tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya persalinan.

4.      Aktifitas atau pekerjaan sehari-hari
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sama sekali melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar  rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah tingkat keamanannya bagi ibu hamil. Nasehat yang perlu disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk kehamilannya.
5.      Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonaturum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan. Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang beredar di pasaran Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak mencantumkan hasil riset evidence mengenai zat-zat yang digunakan untuk membuat jamu, bahkan kadang ada yang mencampur jamu dengan jenis obat tertentu yang membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep pengobatan tradisional sebenarnya diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan bahwa zat-zat atau bahan yang digunakan dalam pengobatan tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan bermanfaat dan tidak membahayakan kehamilan.

II.  Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta (terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebih dari 28 minggu), fraktur tulang ­­­, rupture uteri dan perdarahan; sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok, serta meminum alkohol.
Bullock dan Mc. Failane (1989) menemukan prevelansi yang meningkat untuk bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah umur yang terhitung masih muda, dan hamil di luar nikah.
1.      Hamil diluar Nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya keguguran (abortus), premature (bayi lahir belum cukup umur) dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues atau seorang wanita yang  tidak menerima kehadiran anaknya karena depresi saat dalam masa nifas dan setelah melahirkan .
2.       Kehamilan tidak diharapkan
            Kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang wanita yang sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada sebuah kehidupan yang sedang dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil inilah yang nantinya membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidup ini. Akan tetapi ada beberapa orang khusus yang terkadang menyesali kehamilannya.
            Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan dari keluarganya amat kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita tersebut dapat merasakan putus asa karena kehamilannya mungkin mempengaruhi pendidikan, rencana karir, atau situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan kecemasan, depresi, marah, malu atau bersalah walaupun lingkungan sosial sekarang memandang kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
                 Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang
     tidak diharapkan :
a.)    Kalangan Remaja
           Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman untuk dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari perilaku seks pra nikah atau seks bebas adalah kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas “kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2 hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak diharapkan :
(1)   Mempertahankan kehamilan
(2)   Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
(1)   Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak aman menurut medis.
(2)   Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan lubang didinding rahim.
(3)   Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4)   Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang menangani. 



b.)    Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak menghendaki kelahiran anak, yaitu :
1.      Ibu merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat atau merasa anak dapat menghambat cita-citanya dalam berkarya karena waktu itu biasanya hanya untuk mengurusi anak.
2.      Kekhawatiran mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak anak sedangkan keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul kekhwatiran akan penghidupan yang layak dan pendidikan anak berkelanjutan.
3.      Ibu muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat tubuhnya tidak sebagus dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa hidupnya tidak bebas lagi jika mempunyai anak.
4.      Kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pemilihan alat kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat pencegah kehamilan seperti pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan. Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian sebelum maupun ssudah persalinan.
Faktor resiko sebelum kehamilan :
1.      Masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Contoh :
a.       Jika sesorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayi meningkat.
b.      Jika seseorang wanita pernah melahirkan bayi  yang menderita penyakit hemolitik ( hemolytic desease of new born) adalah abnormal pecahnya sel darah merah pada janin atau bayi yang baru lahir. Hal ini biasanya karena antibodi yang dibuat oleh ibu ditujukan terhadap sel darah merah bayi. Hal ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau terjadi ketika ada ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara golongan darah Rh ibu dan bayi.Penyakit hemolitik dari Bayi juga disebut eritroblastosis fetalis(Widness, 2008). maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama lebih besar karena tubuh ibu telah membentuk antibody. )

2.      Karakteristik ibu
a.       Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan
Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang, lebih rentan terhadap terjadinya pre eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan drah tinggi, protein dalam kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklampsi (kejang akibat pre eklampsi), mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentang terhada tekanan darah tinggi, diabetes di dalam rahim serta lebih rentan terhadap nggaguan persalinan dan resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma down) semakin meningkat.
b.                     Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi kecil dari usia kehamilan. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga memyebabkan meingkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
c.                      Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur) dan melahirkan bayi yang sangat kecil.  
d.      Pendarahan saat hamil
Penyebab pendarahan paling sering pada trimester III :
(1)   Kelainan letak plasenta
(2)   Pelepasan plasenta sebelum waktunya
(3)   Penyakit pada vagina atau leher rahim( misalnya infeksi )
Berdasarkan dari penyebabnya, perdarahan saat hamil yaitu : perdarahan pada kehamilan muda(kehamilan kurang dari 22 minggu), perdarahan antepartum atau hamil tua(kehamilan diatas 28 minggu atau lebih) yaitu seperti perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan(plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan pada plasenta letak rendah, pecahnya atau ruputra sinus marginalis, rupture vasa previa, insersio velamentosa, plasenta sirkumvalata), perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan(ruptura varises vagina, perdarahan polip servikalis, perdarahan pada perlukaan serviks, perdarahan karena keganasan serviks, erosio, dan trauma.)
e.       Batuk-batuk lama pada malam hari, kemungkinan  TBC
Penyakit TBC paru dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri, dan masyarakat sekitarnya. Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan penyakit ini. Banyak wanita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering di temukan adalah batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, hemoptisis,subfebris, berat badan menurun, kadang ada batuk darah dan sakit dada.  
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Namun, pada kehamilan dengan infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir rendah serta resiko kematian perinatal. Infeksi TBC dapat menginfeksi plasenta, biasanya dalam brntuk granuloma. Bentuk tuberkel jarang menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan infeksi pada janin yang menyebabkan tuberkulosis kongenital. Tuberkulosis kongenital juga termasuk bayi yang terinfeksi dari aspirasi sekret pada proses persalinan.
f.       Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diagfragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu dan terjadinya persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur). Air ketuban terlalu banyak cenderung terjadi pada :
(1)               Ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol.
(2)               Kehamilan ganda
(3)               Inkompatibilitas rh
(4)               Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kalainan sistem saraf) 
Air ketuban terlalu sedikit ditemukan pada :
(1)               Bayi yang memiliki hambatan pertumbuhan
(2)               Bayi yang meninggal dalam kandungan
Kelainan pada cairan ketuban, yaitu : oligo hidramnion(air ketuban kurang dari normal), hidramnion(jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal), ketuban pecah dini(pecahnya ketuban sebelum in partu.)
c.)    Perkosaan (Serangan Seksual)
Perkosaan adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan sebenarnya adalah atau penetrasi labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan dengan paksaan melalui rasa takut, kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan sering terjadi pada anak besar kelompok umur menarche atau adolesen ( 14-17). 
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan seksual dalam bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di temukan, yang mula-mula merupakan masalah anak kecil baru diketahui setelah riwayat penganiyaan yang agak lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi hawa nafsu. Tindak perkosaan pasti menimbulkan trauma fisik pada korban. Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi menjadi tidak mampu melakukan aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa datang. Penularan penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum, biasanya akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang ( yaitu trauma non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi posterior, hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan penetrasi penis ( abrasi, eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun pada akhirnya banyak di antara mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.



























BAB  III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem tubuhnya.  Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
1.      Obat atau zat yang membahayakan janin
2.      Lingkungan
3.      Gaya hidup

B.       Saran
Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu membentuk suatu manajemen yang baik agar permasalahan – permasalahan kesehatan pada pasien yang terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan baik. Sehingga menciptakan kenyamanan dan memberikan kesejahteraan bagi pasien atau klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan bagi klien khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan maksud dari faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang dibahas dalam makalah ini.

No comments:

Post a Comment